
Diriwayatkan, bahwa sesungguhnya setelah Zulaika beriman dan kawin dengan Yusuf a.s, dia selalu menghindari dan menyendiri dari Yusuf untuk beribadah dan tenggelam menghadap Allah SWT. Kalau Yusuf mengajaknya pada siang hari, dia menahannya sampai malam tiba. Tetapi apabila Yusuf mengajaknya waktu malam dia pun akan menangguhkannya sampai siang.
Dia berkata, “Hai Yusuf, sebenarnya aku telah mencintaimu sebelum aku mengenal Dia. Tetapi setelah aku mengenal-Nya, maka kecintaan kepada-Nya tidak memberi tempat cinta kepada lain-Nya. Aku tidak menginginkan ganti dari-Nya.”
Sampai akhirnya berkatalah Yusuf padanya, “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan aku dengan perbuatan itu dan mengabarkan padaku bahwa Dia akan mengeluarkan darimu dua orang putra serta Dia menjadikan keduanya menjadi Nabi.”
Berkatalah Zulaikha, “Kalau memang Allah memerintah engkau dengan itu dan menjadikan aku sebagai jalan menuju ke sana, maka itu berarti perbuatan taat kepada Allah.”
Ketika itulah dia menjadi tenang di depan Yusuf.
Sesungguhnya ada seseorang yang gila, Laila ditanya, “Siapa namamu?”
Dia berkata, “Laila.” Dan suatu hari ditanyakan padanya, “Bukankah putri Laila telah mati?”
Dia menjawab, “Sesungguhnya Laila di dalam hatiku dan tidak mati, akulah Laila.”
Dia lewat rumah Laila pada suatu hari, kemudian dia melihat ke langit dan dikatakan padanya,
“Hai orang gila, janganlah engkau melihat ke langit tetapi lihatlah pagar Laila, mungkin engkau akan melihat dia.”
Dia berkata, “Aku cukup memandang sebuah bintang yang bayangannya jatuh di atas rumah Laila.”
Diceritakan dari Manshur Al-Hallaj, sesungguhnya manusia-manusia telah menahannya selama delapan belas hari. Datanglah Asy-Syubali r.a padanya dan bertanya,
“Hai Manshur, apa kecintaan itu?”
Dia berkata, “Janganlah engkau bertanya padaku hari ini. Tetapi tanyalah padaku besok pagi.”
Ketika pagi itu datang dan mereka telah mengeluarkannya dari penjara dan memasang hamparan dari kulit untuk membunuhnya, lewatlah Asy-Syubali di mukannya dan dia memanggil-manggil,
“Hai Syubali, kecintaan awal mulanya adalah kebakaran dan akhirannya adalah terbunuh.”
(Isyarah) ketika telah tertancap dalam pemikiran Al-Hallaj r.a bahwa sesungguhnya segala sesuatu selain Allah adalah batal (Tidak ada dalam kenyataannya) dan dia mengetahui bahwa hanya Allahlah yang haq, dia menjadi lupa namanya sendiri pada saat tertancap asma Tuhan Yang Haq. Sehingga ketika ditanya, “Siapa engkau?” dia menjawab, “Aku adalah Tuhan Yang Haq.”
Sesungguhnya kebenaran cinta kepada Allah berada di dalam tiga hal:
- Dia akan memilih firman-Nya atas perkataan yang lain.
- Dia memilih berkumpul dengan kekasihnya itu daripada berkumpul dengan yang lain.
- Dia memilih kekasihnya daripada keridhaan yang lain.
Dikatakan, “Isyqu (sangat cinta atau rindu) adalah merusak segala macam tutup dan membuka semua rahasia. Sedang wujdu adalah kelemahan roh untuk memikul penguasaan cinta yang memuncak ketika adanya kemanisan zikir, sehingga seandainya sebuah anggota badan dari sekian anggota dipotong dia tidak akan merasakan dan tidak menyadari.”
Ada sebuah hikayah, seorang laki-laki yang sedang mandi di sungai Furat, dia mendengar orang sedang membaca ayat: “Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), ‘Berpisahlah kamu’ (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.” (QS. Yasiin:59)
Lalu tidak henti-hentinya berkeronjotan sehingga tenggelam dan mati.
Dari Muhammad bin Abdullah Al-Baghdadi, dia berkata, “Aku pernah melihat di Basrah seorang pemuda berada di atas bangunan tingkat yang tinggi, dan benar-benar tampak di mata orang-orang sambil berkata, ‘Barangsiapa mati dalam keadaan cinta yang tinggi, maka hendaklah dia mati dengan cara begini. tidak ada kebaikan dalam cinta yang tinggi tanpa kematian’.”
Kemudian dia menjatuhkan dirinya, lalu dia digotong dalam keadaan tak bernyawa.
Al-Junaid berkata, “Tashawwuf adalah meninggalkan percobaan.”
Sesungguhya Dzun-Nun Al-Mishri masuk ke dalam Masjidil-Haram, dia melihat seorang pemuda telanjang, terbuang dan sakit tergeletak di bawah sebuah tiang, dia menyuarakan rintihan hati yang sangat pilu. Lalu aku menghampirinya, memberi salam kepadanya dan berkata, “Siapakah engkau hai anak muda.”
Dia menjawab, “Aku adalah pengembara yang sedang rindu.”
Tahukah aku apa yang dikatakannya dan aku berkata, “Aku adalah orang yang sepertimu.”
Dia baru menangis dan aku pun menangis karena tangisnya.
Dia bertanya, “Apakah engkau juga menangis?”
Aku menjawab, “Aku adalah orang sepertimu.”
Dia menangis lagi dengan suaranya yang paling keras dan berteriak dengan keras dan melengking. Keluarlah nyawanya pada saat itu juga. Kulepas pakaianku untuk menutupnya dan aku keluar meninggalkannya untuk mencari kain kafan. Kemudian aku beli kain kafan dan kembali kepadanya. Tetapi tidak aku temukan dia pada tempatnya semula.
Aku berkata, “Subhanallah.” Kudengar suara hati berkata, “Hai Dzun-Nun, sesungguhnya pengembara ini adalah orang yang dicari-cari oleh malaikat Malik tetapi dia tidak melihatnya, dia juga dicari-cari malaikat Ridhwan di surga. Tetapi juga tidak ditemukannya.”Aku bertanya, “Di tempat yang disenanginya yaitu di sisi Tuhan Yang Berkuasa” (Lihat Al-Qur’an QS. Al-Qamar:55) sebab cintanya, banyak ketaatannya dan cepat dalam tobatnya.” Demikianlah disebutkan dalam kitab Zahrur-Riyadh.
Sementara Masyayikh ditanya tentang orang yang cinta dan dia menjawab, “Sedikit bergaul, banyak menyendiri, melanggengkan tafakkur dan keadaan lahirnya diam. Dia tidak melihat apabila memandang, tidak mendengar apabila dipanggil, tidak paham apabila berbicara, tidak bersedih hati apabila terkena musibah. Ketika dia ditimpa kelaparan, dia tidak mengerti, dia telanjang tetapi tidak merasa, dan dia memaki-maki tetapi tidak takut. Dia selalu memandang Allah SWT dalam kesendiriannya, merasa tenteram dengan-Nya dan berbisik kepada-Nya. Dan dia tidak akan ikut berebut dengan orang-orang ahli dunia di dalam hal dunia mereka.” Abu Tawwab An-Nakhsyabi telah berkata di dalam tanda-tanda cinta dengan beberapa bait:
“Janganlah sekali-kali engkau tertipu, bagi seorang kekasih (orang yang cinta pada Allah) ada beberapa tanda dan dia memiliki beberapa perantara untuk mencapai uluran tangan dari Kekasihnya. Di antaranya dia merasa nikmat dengan kepahitan siksa-Nya dan dia merasa gembira atas semua yang Dia melakukan. Penolakan (tidak memberi) dari-Nya adalah merupakan pemberian yang diterima, kefakiran adalah penghormatan dan kebaikan yang segera. Di antara tanda-tanda, engkau akan melihat semua tujuannya adalah untuk taat pada Kekasih walaupun orang yang mengecam telah jauh melangkah. Di antara tanda-tanda, dia akan terlihat tersenyum sementara di dalam hatinya terdapat kesedihan-kesedihan dari kekasih. Diantara tanda-tanda, dia akan terlihat selalu ingin faham kepada firman Zat yang di sisi-Nya semua orang yang meminta akan terpenuhi. Di antara tanda-tanda, dia akan terlihat hidup dalam taraf rendah dan memelihara dari segala yang dia ucapkan.”
(Halaman Selanjutnya...)
Artikel Menarik Lainnya:
Dia menjawab, “Aku adalah pengembara yang sedang rindu.”
Tahukah aku apa yang dikatakannya dan aku berkata, “Aku adalah orang yang sepertimu.”
Dia baru menangis dan aku pun menangis karena tangisnya.
Dia bertanya, “Apakah engkau juga menangis?”
Aku menjawab, “Aku adalah orang sepertimu.”
Dia menangis lagi dengan suaranya yang paling keras dan berteriak dengan keras dan melengking. Keluarlah nyawanya pada saat itu juga. Kulepas pakaianku untuk menutupnya dan aku keluar meninggalkannya untuk mencari kain kafan. Kemudian aku beli kain kafan dan kembali kepadanya. Tetapi tidak aku temukan dia pada tempatnya semula.
Aku berkata, “Subhanallah.” Kudengar suara hati berkata, “Hai Dzun-Nun, sesungguhnya pengembara ini adalah orang yang dicari-cari oleh malaikat Malik tetapi dia tidak melihatnya, dia juga dicari-cari malaikat Ridhwan di surga. Tetapi juga tidak ditemukannya.”Aku bertanya, “Di tempat yang disenanginya yaitu di sisi Tuhan Yang Berkuasa” (Lihat Al-Qur’an QS. Al-Qamar:55) sebab cintanya, banyak ketaatannya dan cepat dalam tobatnya.” Demikianlah disebutkan dalam kitab Zahrur-Riyadh.
Sementara Masyayikh ditanya tentang orang yang cinta dan dia menjawab, “Sedikit bergaul, banyak menyendiri, melanggengkan tafakkur dan keadaan lahirnya diam. Dia tidak melihat apabila memandang, tidak mendengar apabila dipanggil, tidak paham apabila berbicara, tidak bersedih hati apabila terkena musibah. Ketika dia ditimpa kelaparan, dia tidak mengerti, dia telanjang tetapi tidak merasa, dan dia memaki-maki tetapi tidak takut. Dia selalu memandang Allah SWT dalam kesendiriannya, merasa tenteram dengan-Nya dan berbisik kepada-Nya. Dan dia tidak akan ikut berebut dengan orang-orang ahli dunia di dalam hal dunia mereka.” Abu Tawwab An-Nakhsyabi telah berkata di dalam tanda-tanda cinta dengan beberapa bait:
“Janganlah sekali-kali engkau tertipu, bagi seorang kekasih (orang yang cinta pada Allah) ada beberapa tanda dan dia memiliki beberapa perantara untuk mencapai uluran tangan dari Kekasihnya. Di antaranya dia merasa nikmat dengan kepahitan siksa-Nya dan dia merasa gembira atas semua yang Dia melakukan. Penolakan (tidak memberi) dari-Nya adalah merupakan pemberian yang diterima, kefakiran adalah penghormatan dan kebaikan yang segera. Di antara tanda-tanda, engkau akan melihat semua tujuannya adalah untuk taat pada Kekasih walaupun orang yang mengecam telah jauh melangkah. Di antara tanda-tanda, dia akan terlihat tersenyum sementara di dalam hatinya terdapat kesedihan-kesedihan dari kekasih. Diantara tanda-tanda, dia akan terlihat selalu ingin faham kepada firman Zat yang di sisi-Nya semua orang yang meminta akan terpenuhi. Di antara tanda-tanda, dia akan terlihat hidup dalam taraf rendah dan memelihara dari segala yang dia ucapkan.”
(Halaman Selanjutnya...)
Artikel Menarik Lainnya:
- Rindu
- Kecintaan
- Tobat
- Lupa Kepada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan
- Kelengahan
- Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
- Riyadhah dan Kesenangan Nafsu
- Sabar dan Sakit
- Takut Kepada Allah
- Takut
Demikianlah artikel menarik dengan Judul "Rindu", dengan membaca dan memahami artikel ini semoga bisa memberi pemahaman dan pengetahuan lebih luas lagi. Terima kasih sudah hadir dalam halaman sederhana kami, mari jadikan segalanya lebih sempurna lagi.
No comments:
Post a Comment