
sinar penglihatan dengan matamu dan pendengaran dengan telingamu, perbanyaklah membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.”
Allah SWT berfirman: “Dan hendaklah setiap diri (seorang) memperhatikan apa yang dia ajukan untuk hari esok. Yakni apa yang dia kerjakan untuk hari kiamat.” (QS.Al-Hasyr:18)
Ketahuilah wahai manusia, sesungguhnya nafsu yang selalu memerintahkan kejahatan (nafsu amarah) adalah lebih memusuhimu daripada iblis. Setan bisa menjadi kuat menguasaimu hanya dengan pertolongan hawa nafsu dan kesenangan-kesenangannya. Untuk itu jangan sampai nafsu menipumu dengan angan-angan kosong dan tipu daya, karena diantara ciri khas nafsu adalah merasa aman, lengah, santai, lambat dan malas. Jadi semua ajakannya adalah batil dan segala sesuatu yang timbul darinya adalah tipu daya belaka. Jika engkau puas dengannya dan mengikuti perintahnya, engkau tentu celaka, jika engkau lengah menelitinya, engkau tentu tenggelam dan jika engkau lemah untuk melawannya dan mengikuti saja kesenangannya, tentu dia akan membimbingmu ke neraka. Nafsu bukanlah sesuatu yang dapat diarahkan menuju kebaikan. Dia adalah pangkal segala bencana dan sumber aib, dan dia tempat simpanan kekayaan iblis serta tempat berlindung setiap kejahatan yang tidak akan mengetahui nafsu itu kecuali Tuhan yang menciptakannya. “Takutlah kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Apabila seorang hamba berfikir mengenai umurnya yang telah berlalu dalam mencari akhiratnya, maka pemikiran ini dapat mencuci (membersihkan) hati.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda: “Berfikirlah satu jam adalah lebih baik daripada beribadah setahun.” Demikian disebutkan dalam tafsir Abu Laits.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda: “Berfikirlah satu jam adalah lebih baik daripada beribadah setahun.” Demikian disebutkan dalam tafsir Abu Laits.
Maka seharusnya orang yang berakal itu bertobat dari dosa-dosa yang lalu. Berfikir mengenai hal-hal yang dapat mendekatkannya kepada Allah menjadikannya selamat di perkampungan akhirat dan memupus angan-angan kosong. Seharusnya pula dia segera bertobat, ingat kepada Allah SWT, meninggalkan larangan-larangan, menyabarkan diri dan tidak mengikuti keinginan-keinginan nafsu. Karena nafsu ibarat berhala, maka barangsiapa mengabdi kepada nafsu, berarti dia telah mengabdi kepada berhala dan barangsiapa mengabdi kepada Allah dengan ikhlas, maka dialah orang yang mau mengalahkan hawa nafsunya.
Diriwayatkan bahwasanya Malik bin Dinar berjalan di dalam pasar Basrah, dia melihat buah tin dan menginginkannya. Lalu dicopotlah sandalnya dan diberikannya kepada pedagang buah itu sambil berkata: “Berikanlah kepadaku buah tin sebagai gantinya.”
Diriwayatkan bahwasanya Malik bin Dinar berjalan di dalam pasar Basrah, dia melihat buah tin dan menginginkannya. Lalu dicopotlah sandalnya dan diberikannya kepada pedagang buah itu sambil berkata: “Berikanlah kepadaku buah tin sebagai gantinya.”
Pedagang buah itu melihat sandal dan berkata: “Sandal
itu tidak cukup untuk memberi satu buah pun.” Berlalulah Malik, lalu ditanyakan oleh seseorang kepada pedagang buah itu: “Tidakkah kau mengenal siapa dia?”
Berkata pedagang buah itu: “Tidak.”
Lalu dikatakan padanya: “Dia adalah Malik bin Dinar.”
Pedagang buah itu pun segera membebankan di atas kepala budak pelayannya sebuah baki yang penuh dengan tin. Dia berkata pada budak itu: “Kalau dia mau menerima ini dari kamu, kamu menjadi merdeka
seketika.” Maka larilah budak itu dibelakang Malik bin Dinar. Budak itu berkata kepadanya: ”Terimalah ini dari saya.” Tetapi dia menolak, lalu budak itu berkata: “Terimalah,
karena di dalamnya terdapat kemerdekaanku.”
Malik bin Dinar menjawab: “Kalau di
dalamnya terdapat kemerdekaanmu, maka di dalamnya pun terdapat siksaku.” Budak itu masih saja membujuknya tetapi Malik bin Dinar berkata: “Aku bersumpah
untuk tidak menjual agama dengan tin dan aku tidak akan makan tin sampai hari
kiamat.”
Nabi Sulaiman bin Dawud AS berkata: “Sesungguhnya
orang yang mau mengalahkan hawa nafsunya adalah lebih berat daripada orang yang
menaklukkan sebuah kota sendirian.”
Ali bin Abi Thalib karramahullahu wajhah berkata: “Tidak ada aku dengan nafsuku, kecuali seperti seorang penggembala kambing. Setiap dia mengumpulkan kambing-kambing dari satu arah, maka berpencarlah mereka dari arah yang lain. Barangsiapa yang membunuh nafsunya, dia akan dibungkus dengan kafan rahmat dan dikubur dalam bumi kemuliaan, dan barangsiapa yang membunuh hatinya, maka dia akan mati dalam kafan laknat dan dikubur dalam bumi siksa.”
Artikel Menarik Lainnya:
- Rindu
- Kecintaan
- Tobat
- Lupa Kepada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan
- Kelengahan
- Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
- Riyadhah dan Kesenangan Nafsu
- Sabar dan Sakit
- Takut Kepada Allah
- Takut
Demikianlah artikel menarik dengan Judul "Riyadhah dan Kesenangan Nafsu", dengan membaca dan memahami artikel ini semoga bisa memberi pemahaman dan pengetahuan lebih luas lagi. Terima kasih sudah hadir dalam halaman sederhana kami, mari jadikan segalanya lebih sempurna lagi.
No comments:
Post a Comment