Itulah maksud firman Allah SWT:
“Mereka takut kepada Tuhannya yang berkuasa atas mereka dan mengerjakan apa yang diperintahkan pada mereka.” (QS.An-Nahl:50)
Maksudnya mereka tidak mendurhakai Allah SWT sekejap mata pun.
Bersabda Rasulullah SAW: “Ketika tubuh seorang hamba berkerut karena takut kepada Allah SWT, maka berguguranlah dosa-dosanya sebagaimana rontoknya daun-daun dari sebuah pohon.”
Ada seorang laki-laki yang hatinya tertambat pada seorang perempuan. Suatu ketika perempuan itu keluar untuk memenuhi kebutuhannya dan laki-laki itu pun pergi menyertainya. Setelah dia hanya berdua dengan perempuan itu di hutan, sementara rombongannya tidur, dia mulai mengutarakan isi hatinya, lalu perempuan itu berkata, “Lihatlah, apakah orang-orang itu telah tidur semua?”
Bergembiralah hati laki-laki itu mendengar ucapannya, dia menyangka bahwa perempuan itu akan memenuhi harapannya. Dia berdiri dan mengelilingi rombongan kafilah. Betul juga semua orang sudah tidur, lalu dia kembali kepada perempuan itu.
Laki-laki itu berkata padanya: “Betul, semua orang sudah tidur.”
Perempuan itu bertanya: “Bagaimana pendapatmu mengenai Allah SWT, tidurkah Dia saat ini?”
Lalu laki-laki itu berkata: “Sesungguhnya Allah SWT tidak pernah tidur dan tidak pernah menimpa-Nya kantuk dan tidak pula tidur.”Lalu perempuan itu berkata: “Sesungguhnya Tuhan yang tidak tidur dan tidak pernah tidur akan melihat kita, walaupun orang-orang tidak melihat. Maka lebih tepat kalau Dia ditakuti.”Akhirnya laki-laki itu sadar dan meninggalkannya karena takut kepada Allah Yang Maha Mencipta, dia bertobat dan kembali ke rumahnya. Ketika dia telah mati, orang-orang memimpikannya di dalam tidur. Ditanyakan padanya, “Bagaimana Allah memperlakukanmu?”Dia berkata: “Allah telah mengampuniku sebab aku merasa takut dan meninggalkan perbuatan dosa itu.”
Ada seorang Abid dari Bani Israil yang mempunyai banyak keluarga. Dia sedang dilanda kelaparan sampai kondisinya sangat terjepit. Disuruhnya istrinya untuk mencari sesuatu untuk keluarganya. Maka berkunjunglah ia ke rumah seorang saudagar dan meminta sesuatu yang dapat dimakan keluarganya.
Saudagar kaya itu berkata: “Ya, asal kamu menyerahkan tubuhmu kepadaku.”
Perempuan itu diam dan pulang ke rumahnya. Dia melihat anak-anaknya berteriak, “Ibu, ibu kami akan mati. Karena kelaparan, berilah kami apa saja yang bisa kami makan.”Perempuan itu kembali lagi kepada saudagar dan menceritakan padanya mengenai anak-anaknya. Saudagar itu berkata: “Adakah keinginanku kau penuhi?”
Perempuan itu mengangguk: “Ya.”
Waktu saudagar itu hanya berdua dengannya, gemetarlah semua persendian perempuan itu, seakan-akan semua anggota tubuhnya lepas dari tempatnya.
Saudagar itu berkata: “Ada apa kau ini?”
Dia menjawab: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.”
Maka berkatalah saudagar itu: “Engkau dengan keadaan fakir seperti ini masih takut kepada Allah, apalagi aku harus lebih takut daripada engkau.”
Menyingkirlah saudagar itu darinya dan memenuhi kebutuhannya. Dia pun pulang dengan membawa banyak makanan yang nikmat untuk anak-anaknya dan bergembiralah mereka.
Lalu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS: “Katakanlah kepada Fulan bin Fulan (saudagar tersebut diatas) bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosanya.”
Datanglah Nabi Musa AS dan berkata: “Mungkin engkau telah mengerjakan kebaikan dalam hubungan antara kamu dengan Tuhanmu.”
Berceritalah dia tentang kisah di atas kepada Nabi Musa, maka Nabi Musa berkata: “Sesungguhnya Allah SWT benar-benar telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu.” Demikianlah cerita ini disebutkan dalam kitab Mujama’il-Laatha’if
Diriwayatkan pula dari Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya beliau berkata: “Sesungguhnya Allah SWT berfirman, ‘Tidak Aku kumpulkan pada seorang hamba-Ku dua buah rasa takut dan tidak juga dua buah rasa aman’. Barangsiapa yang takut kepada-Ku di dunia, maka Aku beri rasa aman di akhirat dan barangsiapa yang merasa aman dari-ku maka akan Aku beri masa takut besok hari kiamat.”
Allah SWT berfirman: “Maka janganlah kamu takut kepada manusia dan takutlah kepada-Ku.” (QS.Al-Maidah:44)
Dan berfirman dalam ayat yang lain: “Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman.” (QS.Ali Imran:75)
Umar RA pernah terjatuh dalam keadaan pingsan karena takut ketika dia mendengar sebuah ayat Al-Qur’an. Dia juga pernah mengambil jerami pada suatu hari, lalu berkata: “Alangkah baiknya kalau aku dahulu adalah jerami dan bukan sesuatu yang di sebut-sebut (manusia), alangkah baiknya bila ibuku tidak melahirkan aku.” Menangislah dia sepuas-puasnya, sehingga air yang mengalir dari matanya membentuk dua buah garis hitam pada wajahnya. Bersabda Nabi Muhammad SAW: “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke dalam tempat aslinya.”
(Halaman Selanjutnya...)
Artikel Menarik Lainnya:
Ada seorang laki-laki yang hatinya tertambat pada seorang perempuan. Suatu ketika perempuan itu keluar untuk memenuhi kebutuhannya dan laki-laki itu pun pergi menyertainya. Setelah dia hanya berdua dengan perempuan itu di hutan, sementara rombongannya tidur, dia mulai mengutarakan isi hatinya, lalu perempuan itu berkata, “Lihatlah, apakah orang-orang itu telah tidur semua?”
Bergembiralah hati laki-laki itu mendengar ucapannya, dia menyangka bahwa perempuan itu akan memenuhi harapannya. Dia berdiri dan mengelilingi rombongan kafilah. Betul juga semua orang sudah tidur, lalu dia kembali kepada perempuan itu.
Laki-laki itu berkata padanya: “Betul, semua orang sudah tidur.”
Perempuan itu bertanya: “Bagaimana pendapatmu mengenai Allah SWT, tidurkah Dia saat ini?”
Lalu laki-laki itu berkata: “Sesungguhnya Allah SWT tidak pernah tidur dan tidak pernah menimpa-Nya kantuk dan tidak pula tidur.”Lalu perempuan itu berkata: “Sesungguhnya Tuhan yang tidak tidur dan tidak pernah tidur akan melihat kita, walaupun orang-orang tidak melihat. Maka lebih tepat kalau Dia ditakuti.”Akhirnya laki-laki itu sadar dan meninggalkannya karena takut kepada Allah Yang Maha Mencipta, dia bertobat dan kembali ke rumahnya. Ketika dia telah mati, orang-orang memimpikannya di dalam tidur. Ditanyakan padanya, “Bagaimana Allah memperlakukanmu?”Dia berkata: “Allah telah mengampuniku sebab aku merasa takut dan meninggalkan perbuatan dosa itu.”
Ada seorang Abid dari Bani Israil yang mempunyai banyak keluarga. Dia sedang dilanda kelaparan sampai kondisinya sangat terjepit. Disuruhnya istrinya untuk mencari sesuatu untuk keluarganya. Maka berkunjunglah ia ke rumah seorang saudagar dan meminta sesuatu yang dapat dimakan keluarganya.
Saudagar kaya itu berkata: “Ya, asal kamu menyerahkan tubuhmu kepadaku.”
Perempuan itu diam dan pulang ke rumahnya. Dia melihat anak-anaknya berteriak, “Ibu, ibu kami akan mati. Karena kelaparan, berilah kami apa saja yang bisa kami makan.”Perempuan itu kembali lagi kepada saudagar dan menceritakan padanya mengenai anak-anaknya. Saudagar itu berkata: “Adakah keinginanku kau penuhi?”
Perempuan itu mengangguk: “Ya.”
Waktu saudagar itu hanya berdua dengannya, gemetarlah semua persendian perempuan itu, seakan-akan semua anggota tubuhnya lepas dari tempatnya.
Saudagar itu berkata: “Ada apa kau ini?”
Dia menjawab: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.”
Maka berkatalah saudagar itu: “Engkau dengan keadaan fakir seperti ini masih takut kepada Allah, apalagi aku harus lebih takut daripada engkau.”
Menyingkirlah saudagar itu darinya dan memenuhi kebutuhannya. Dia pun pulang dengan membawa banyak makanan yang nikmat untuk anak-anaknya dan bergembiralah mereka.
Lalu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS: “Katakanlah kepada Fulan bin Fulan (saudagar tersebut diatas) bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosanya.”
Datanglah Nabi Musa AS dan berkata: “Mungkin engkau telah mengerjakan kebaikan dalam hubungan antara kamu dengan Tuhanmu.”
Berceritalah dia tentang kisah di atas kepada Nabi Musa, maka Nabi Musa berkata: “Sesungguhnya Allah SWT benar-benar telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu.” Demikianlah cerita ini disebutkan dalam kitab Mujama’il-Laatha’if
Diriwayatkan pula dari Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya beliau berkata: “Sesungguhnya Allah SWT berfirman, ‘Tidak Aku kumpulkan pada seorang hamba-Ku dua buah rasa takut dan tidak juga dua buah rasa aman’. Barangsiapa yang takut kepada-Ku di dunia, maka Aku beri rasa aman di akhirat dan barangsiapa yang merasa aman dari-ku maka akan Aku beri masa takut besok hari kiamat.”
Allah SWT berfirman: “Maka janganlah kamu takut kepada manusia dan takutlah kepada-Ku.” (QS.Al-Maidah:44)
Dan berfirman dalam ayat yang lain: “Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman.” (QS.Ali Imran:75)
Umar RA pernah terjatuh dalam keadaan pingsan karena takut ketika dia mendengar sebuah ayat Al-Qur’an. Dia juga pernah mengambil jerami pada suatu hari, lalu berkata: “Alangkah baiknya kalau aku dahulu adalah jerami dan bukan sesuatu yang di sebut-sebut (manusia), alangkah baiknya bila ibuku tidak melahirkan aku.” Menangislah dia sepuas-puasnya, sehingga air yang mengalir dari matanya membentuk dua buah garis hitam pada wajahnya. Bersabda Nabi Muhammad SAW: “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke dalam tempat aslinya.”
(Halaman Selanjutnya...)
Artikel Menarik Lainnya:
- Rindu
- Kecintaan
- Tobat
- Lupa Kepada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan
- Kelengahan
- Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
- Riyadhah dan Kesenangan Nafsu
- Sabar dan Sakit
- Takut Kepada Allah
- Takut
Demikianlah artikel menarik dengan Judul "Takut Kepada Allah", dengan membaca dan memahami artikel ini semoga bisa memberi pemahaman dan pengetahuan lebih luas lagi. Terima kasih sudah hadir dalam halaman sederhana kami, mari jadikan segalanya lebih sempurna lagi.
No comments:
Post a Comment